beranda, foto

Sabtu, 07 Mei 2011


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sosiologi pedesaan merupakan salah satu cabang sosiologi yang mempelajari dan menganalisis budaya masyarakat pedesaan secara sosiologis, yang meliputi organisasi dan stuktur, nilai-nilai dan proses-proses sosial, dan juga termasuk perubahan-perubahan sosial. Objek kajian dari studi sosiologi pedesaan adalah masyarakat desa dengan pola-pola kebudayaan yang ada di desa tersebut. Desa merupakan satuan administratif yang diatur oleh pemerintah, selain itu desa diartikan sebagai suatu sistem yang merupakan suatu kesatuan yang utuh, terbentuk secara berkesinambungan dalam kurun waktu yang relatif lama.
Seorang sosiolog terkemuka yaitu Pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa sistem berlapis-lapis merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur, seperti yang terjadi pada desa. Hal tersebut menyebabkan stratifikasi sosial yang  melekat pada desa. Stratifikasi sosial dapat dipengaruhi oleh kekuasaan dan peran yang terdapat dalam kedudukan sosial seseorang. Faktor-faktor yang menjadi ukuran atau kriteria sebagai dasar pembentukan dasar pelapisan sosial yaitu, ukuran kekayaan, ukuran kekuasaan dan wewenang, ukuran kehormatan, dan ukuran ilmu pengetahuan. Kedudukan sosial merupakan tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya yang berhubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya, dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya.
Di dalam sebuah desa biasanya terdapat orang-orang yang dihormati, berpendidikan, memiliki kekuasaan dan wewenang  serta memiliki kekayaan. Hal tersebut mengindikasikan adanya lapisan-lapisan yang akan terbentuk di Desa Krekel yang biasa disebut dengan stratifikasi sosial. Lapisan yang terdapat dalam stratifikasi sosial tersebut terbagi menjadi tiga bagian yaitu lapisan atas, lapisan menengah, dan lapisan bawah. Lapisan atas umumnya terdiri dari orang-orang yang memiliki kekayaan, kekuasaan dan wewenang. Sedangkan untuk lapisan menengah terdiri dari orang-orang yang terdidik, sementara untuk lapisan bawah terdiri dari masyarakat miskin. Dari uraian tersebut kelompok kami ingin mengetahui siapa saja yang ikut membantu permasalahan yang dihadapi oleh lapisan bawah, apakah lapisan atas, lapisan menengah, pihak yang berada di luar desa ataukah lapisan bawah tersebut yang menyelesaikan masalah mereka sendiri.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai tugas mata kuliah sosiologi pedesaan dan pertanian dan juga dapat dijadikan sebagai bahan diskusi bersama dalam proses pembelajaran.



BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kebudayaan
Kebudayaan adalah cara hidup yang dibina oleh suatu kelompok masyarakat guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok dalam kehidupannya, misalnya untuk ketahanan hidupnya, kelangsungan jenis manusia dan penertiban pengalaman sosial.
Proses kebudayaan :
  1. Transmisi kebudayaan adalah proses penerusan kebudayaan dari satu angkatan ke angkatan selanjutnya melalui pendidikan dan pengajaran
2.   Akulturasi kebudayaan adalah suatu proses dimana generasi baru mempelajari kebudayaan tersebut dari generasi lama
3.   Akumulasi kebudayaan adalah suatu proses dimana dalam masa tertentu lebih banyak unsur-unsur baru yang ditambahkan dari unsur-unsur yang lama
4. Deplesi kebudayaan adalah suatu proses dimana terjadi pengurangan unsur-unsur lama kebih banyak dari pada penambahan unsur-unsur baru.
2.2 Pengertian Desa
Sutardjo Kartohadikusumo : Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri.
C.S. Kansil : Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerntahan terendah langsung dibawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2.3 Sosiologi Desa
a. Merupakan suatu cabang sosiologi yang mempelajari gejala sosial di pedesaan
b. Sejarah :
- 1920 di Amerika Serikat ada mata kuliah tentang problema kehidupan pedesaan
- 1970 Smith dan Zopt melahirkan Sosiologi Pedesaan dan melahirkan definisi : Ilmu yang mengkaji hubungan anggota masyarakat di dalam dan antara kelompok kelompok di lingkungan pedesaan
c. Sosiologi pedesaan adalah sosiologi yang tentang struktur dan proses-proses sosial yang terjadi di pedesaan. Bidang kajian ini menekankan pada masyarakat pedesaan dan segala dinamikanya yang antara lain mencakup struktur sosial, proses sosial, mata pencaharian, pola perilaku, serta berbagai transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.4 Karakteristik Masyarakat Desa
Menurut Pitirim A. Sorokin dan Carle C. Zimmerman faktor-faktor yang dapat menentukan karakteristik masyarakat desa dan kota adalah:
  1. mata pencaharian;
  2. ukuran komunitas;
  3. tingkat kepadatan penduduk;
  4. lingkungan;
  5. diferensiasi sosial;
  6. stratifikasi sosial;
  7. interaksi sosial;
  8. solidaritas sosial.
Talcot Parsons menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft) yang mebngenal ciri-ciri sebagai berikut :

a. Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
b. Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.
c. Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja.(lawannya Universalisme)
d. Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi).
e. Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar.
Ø Tetapi sebenarnya di dalam masyarakat pedesaan kita ini mengenal bermacam macam gejala, diantaranya sebagai berikut :
a. Konflik (pertengkaran). Pertengkaran terjadi biasanya berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga dan sering menjalar keluar rumah tangga.Sedang sumber banyak pertengkaran itu rupa-rupanya berkisar pada masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan, dsb.
b. Kontroversi (pertentangan) Pertentangan ini bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat), psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna (black magic).
c. Kompetisi (persiapan) Masyarakat Pedesaan adalah manusia yang mempunyai sifat-sifat sebagai manusia biasa dan mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena itu maka wujud persaingan itu bisa positif dan bisa negatif.
d. Kegiatan pada Masyarakat Pedesaan. Masyarakat pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan orang lain, jadi jelas bahwa masyarakat pedesaan bukanlah masyarakat yang senang diam-diam tanpa aktivitas
2.5 Unsur - unsur Desa
- Daerah
Tanah yang produktif, lokasi, luas dan batas yang merupakan lingkungan geografis.
- Penduduk
Jumlah penduduk, pertambahan penduduk, pertambahan penduduk, persebaran penduduk dan mata pencaharian penduduk.
- Tata Kehidupan
Pola tata pergaulan dan ikatan ikatan pergaulan warga desa termasuk seluk beluk kehidupan masyarakat desa.
2.6 Fungsi dan Potensi Desa
a. Fungsi Desa
- Dalam hubungan dengan kota desa merupakan Heterland atau daerah dukung
- Desa berfungsi sebagai lumbung bahan mentah dan tenaga kerja
- Merupakan desa agraris, desa industry Sutopo Yuwono Salah satu peran pokok desa terletak di bidang ekonomi
Daerah pedesaan merupakan produksi pangan dan produksi eksport
b. Potensi desa – Potensi Fisik dan non fisik
1). Potensi Fisik
Tanah, air, Iklim, manusia, Hutan
2). Potensi non fisik
Gotong royong, kekeluargaan, lembaga sosial, Potensi desa tidak sama karena lingkungan geografis dan keadaan penduduknya berbeda dan corak kehidupannya juga berbeda.
Maju mundurnya desa akan tergantung pada beberapa factor yaitu : potensi desa, interaksi desa dengan kota atau antara desa dengan desa dan lokasi desa terhadap daerah disekitarnya yang lebih maju.
BAB III KESIMPULAN

Kebudayaan adalah cara hidup yang dibina oleh suatu kelompok masyarakat guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok dalam kehidupannya, misalnya untuk ketahanan hidupnya, kelangsungan jenis manusia dan penertiban pengalaman sosial.
Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa.
Sosiologi pedesaan adalah sosiologi yang tentang struktur dan proses-proses sosial yang terjadi di pedesaan. Bidang kajian ini menekankan pada masyarakat pedesaan dan segala dinamikanya yang antara lain mencakup struktur sosial, proses sosial, mata pencaharian, pola perilaku, serta berbagai transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Karakteristik masyarakat desa :
- Afektifitas
- Orientasi kolektif
- Partikularisme
- Askripsi
- Kekabaran (diffuseness)
Unsur-unsur desa :
- Daerah
- Penduduk
- Tata Kehidupan

Ciri ciri kehidupan masyarakat Desa
a. Masyarakatnya erat sekali hubungannya dengan alam
b. Penduduk di desa merupakan unit sosial dan unit kerja
c. Masyarakat desa mewujudkan paguyuban/gemainschaft      


DAFTAR PUSTAKA

http:/www.google.co.id